Konflik dan Negosiasi

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI 
"KONFLIK DAN NEGOSIASI"

Dosen Pengampu : Dr. Syahrul M.Pd

Ita Handayani/2021010103011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
2022


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi merupakan wadah dimana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi. Organisasi juga terbentuk karena adanya kesamaan visi dan misi yang ingin dicapai. Dalam organisasi terdapat berbagai jenis karakter sumber daya manusia yang berbeda-beda. Kertika terjadi interaksi antara orang-orang maupun kelompok maka akan ada potensi munculnya perbedaan. Perbedaan ini sering kali memicu munculnya selisih paham antar karyawan sehingga menimbulkan persoalan. Jika persoalan tidak diselesaikan dengan baik maka akan berdampak pada efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya. Konflik muncul disebabkan karena adanya perbedaan persepsi antar karyawan yang dilatarbelakangi oleh perbedaana pandangan atau kepentingan. Konflik akan selalu muncul dalam organisasi. Konflik dalam organisasi terdiri dari konflik fungsional dan konflik disfungsional yang mana terjadi karena satu pihak menentang pihak lain (Champoux, 2011).

Konflik yang berlarut-larut dapat menyebabkan dampak negatif terhadap organisasi. Oleh karena itu konflik yang muncul dalam organisasi hendaknya mendapat perhatian agar tidak mengganggu produktivitas perusahaan. Salah satu cara yang digunakan untuk menghadapi konflik adalah dengan melakukan manajemen konflik. Beberapa ahli berpendapat bahwa manajemen konflik sangat berguna untuk perbaikan yang berkelanjutan. Memahami tingkat dan jenis konflik dapat membantu seseorang mendiagnosis konflik dan mengelola konflik secara efektif. Oleh karena itu maka perlunya mengenali sumber konflik yang berasal dari organisasi.

Dalam pengambilan keputusan yang tepat terhadap konflik dapat dilakukan dengan negosiasi dengan mempertimbangkan perbedaan pendapat, harapan, minat antar individu maupun kelompok (Nurlaila, 2012).

1.2 Rumusan Masalah
      1.2.1 Apa pengertian konflik?
      1.2.2 Apa pandangan tentang konflik?
      1.2.3 Apa saja jenis-jenis konflik dalam organisasi?
      1.2.4 Apa strategi penanganan konflik dalam negosiasi?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konflik
Konflik berasal dari bahasa latin yaitu configere yang memiliki arti kata saling memukul (Inayah, 2014). Konflik merupakan sebuah keadaan dimana seseorang atau kelompok memiliki persepsi yang berbeda dengan pihak lain yang dapat memengaruhi secara negatif dalam pencapaian kepentingan dan tujuan (Sritumini, 2005). Konflik juga dijelaskan sebagai pertentangan atau ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok disebabkan karena kedua belah pihak harus membagi sumber daya atau karena adanya perbedaan status, nilai, persepsi, kepentingan, kebutuhan, dan tujuan (Wibowo and Mubarok, 2016).

Keberadaan konflik dalam organisasi, menurut Robbin (1996), ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari bahwa telah terjadi konflik didalam organisasi, maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersipkan bahwa di dalam organisasi telah terjadi konflik, maka konflik tersebut menjadi suatu kenyataan.

Menurut Rue dan Byar disebutkan bahwa konflik adalah suatu kondisi perilaku yang tidak tersembunyi atau tidak disembunyikan dimana satu pihak ingin memenangkan kepentingannya sendiri diatas kepentingan pihak lain (Basalamah 2004, 275).

Konflik pada dasarnya merupakan suatu proses yang dimulai pada saat satu pihak merasa dibuat tidak senang oleh, atau adanya itikad akan berbuat tidak menyenangkan kepada pihak lain mengenai sesuatu yang dianggap oleh pihak pertama hal yang penting. Conflict is a process in which one party perceives that its interests are being opposed ora negatively affected by another party. Konflik merupakan suatu bentuk interaksi diantara beberapa pihak yang berbeda dalam kepentingan, persepsi dan tujuan.

Konflik merupakan sebuah situasi dimana dua orang atau lebih menginginkan tujuan-tujuan yang menurut persepsi mereka dapat dicapai oleh salah seorang diantara mereka, tetapi hal itu tidak mungkin dicapai oleh kedua belah pihak. Konflik adalah perilaku anggota organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota yang lain, prosesnya dimulai jika satu pihak merasa bahwa pihak lain telah menghalangi atau akan menghalangi sesuatu yang ada kaitan dengan dirinya atau hanya jika ada kegiatan yang tidak cocok.

2.2 Pandangan Tentang Konflik
2.2.1 Pandangan Tradisional (The Traditional View).Pandangan ini menyatakan bahwa semua konflik itu buruk. Konflik dilihat sebagai sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari. Untuk memperkuat konotasi negatif ini, konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality. Pandangan ini konsisten dengan sikap-sikap yang dominan mengenai perilaku kelompok dalam dasawarsa 1930-an dan 1940-an. Konflik dilihat sebagai suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurangnya kepercayaan dan keterbukaan di antara orang-orang, dan kegagalan manajer untuk
tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.

2.2.2 Pandangan Hubungan Manusia (The Human Relations View).
Pandangan ini berargumen bahwa konflik merupakan peristiwa yang wajar terjadi dalam semua kelompok dan organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena itu keberadaannya harus diterima dan dirasionalisasikan sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi.

2.2.3 Pandangan Interaksionis (The Interactionist View).
Pandangan ini cenderung mendorong terjadinya konflik, atas dasar suatu asumsi bahwa kelompok yang koperatif, tenang, damai, dan serasi, cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut aliran pemikiran ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimun secara berkelanjutan, sehingga kelompok tetap bersemangat (viable), kritis-diri (self-critical), dan kreatif.

2.3 Jenis-jenis Konflik Dalam Organisasi
2.3.1 Konflik Intrapersonal
Merupakan konflik yang dialami seseorang yang berhubungan dengan dirinya. Konflik muncul karena:
-Ancaman terhadap nilai-nilai dasar orang tersebut
-Karena perasaan diperlakukan tidak adil oleh organisasi, atau dari berbagai sumber sosialisasi dan kontradiktif
-Karena seorang karyawan melihat tindakan dalam organisasi yang dia anggap ilegal atau tidak etis
-Karena adanya tekanan peran dan ekspektasi dari luar dirinya yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya
-Karena tuntutan tugas yang melebihi kemampuannya

2.3.2 Konflik Antarpersonal
Merupakan konflik yang terjadi antara dua orang atau lebih. Konflik antar individu seperti antara pelanggan dengan penjualan. Konflik antar peribadi biasanya terjadi karena berbagai alasan termasuk perbedaan pandangan mendasar tentang apa yang harus dilakukan, upanya mendapatkan lebih banyak sumber daya atau orientasi kerja dan waktu.

2.3.3 Konflik Antarkelompok
Merupakan konflik yang terjadi antara satu kelompok dengan kelompok lain yang bersifat kolektif. Konflik dalam suatu kelompok kemungkinan besar akan menjadi yang tertinggi selama tahap awal pengembangan kelompok kertika ada perbedaan yang kuat diantara anggota. Konflik dapat dipengaruhi oleh keinginan masing-masing kelompok untuk mengejar kepentingan kelompoknya masing-masing. Konflik antar kelompok akan sangat mempengaruhi kinerja dari organisasi.

2.4 Strategi Penanganan Konflik Dalam Negosiasi
Kunci untuk mencegah memburuknya konflik adalah dengan menangani pada tahap yang masih dini. Ada dua strategi utama untuk melakukan hal ini, yaitu:
2.4.1 Mencegah Konflik
Banyak strategi dan taktik negosiasi termasuk yang telah dijelaskan dalam pertemuan kuliah sebelumnya, dapat digunakan untuk mencegah timbulnya konflik.
Alternatif metode dan teknik lain yang dapat digunakan untuk mencegah konflik :
a. Komunikasi yang terbuka
Komunikasi bisa menjadi faktor penentu dalam menghindari konflik. Langkah-langkah dasar adalah sebagai berikut:
Perhatikan tanda-tanda nonverbal yang menunjukkan ketidakselarasan antara apa
yang dipikirkan atau dirasakan seseorang dengan apa yang dikatakannya; Perhatikan adanya asumsi tersembunyi di hadapan semua orang, baik dari
diri sendiri maupun pihak lawan; Berusahalah membuka jalurjalur komunikasi; Hindari kurangnya kejelasan dalam negosiasi; Belajar mendengarkan dengan baik; Ungkapkan perasaan dan kebutuhan dengan cara yang tidak terkesan mengancam.

b. Mengenali kebutuhan lawan
Jika reaksi lawan terlihat tegang dan tidak sesuai dengan yang diharapkan, berhentilah dan mencoba menempatkan posisi sebagai lawan.

c. Merespons kebutuhan timbal balik
Jika posisi awal sesorang tidak mungkin untuk diterima, pertimbangkan sesuatu yang dapat diperoleh apabila dapat melunakkan situasi tersebut.

2.4.2 Menangani Konflik
Terjadinya konflik tidak dapat dicegah, tapi yang ada adalah mengendalikannya. Konfrontasi dapat digunakan untuk mengendalikan konflik dan mencegah memburuknya konflik yang muncul selama negosiasi. Pihak-pihak yang terlibat dipaksa untuk berinteraksi dan membahas perbedan yang ada secara terbuka sehingga dapat menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi. Manfaat yang diperoleh dari konfrontasi adalah untuk memperjelas perbedaan : 
a. apa yang dianggap bernilai oleh kedua pihak 
b. apa yang dipikirkan oleh kedua pihak 
c. apa yang dirasakan oleh kedua pihak
d. apa yang ingin dilakukan oleh kedua pihak
e. apa yang ingin benar-benar dilakukan oleh kedua pihak 

Dalam konfrontasi terdapatresiko yang dapat melukai perasaan lawan sehingga dalam pelaksanaannya harus bersikap bijak. Dan jika lawan menjadi marah atau bersikap defensif, bersiaplah untuk menghadapinya. Teknik konfrontasi jika dilakukan dengan terampil bisa sangat berguna, namun jangan terlalu sering digunakan karena akan memunculkan sikap konfrontatif yang cenderung akan ditakuti dan dihindari pihak lawan.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik merupakan sebuah keadaan dimana seseorang atau kelompok memiliki persepsi yang berbeda dengan pihak lain yang dapat memengaruhi secara negatif dalam pencapaian kepentingan dan tujuan (Sritumini, 2005).

      Pandangan tentang konflik terbagi menjadi 3, Pandangan Tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa semua konflik itu buruk. Konflik dilihat sebagai sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari. Pandangan Hubungan Manusia (The Human Relations View) Pandangan ini berargumen bahwa konflik merupakan peristiwa yang wajar terjadi dalam semua kelompok dan organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena itu keberadaannya harus diterima dan dirasionalisasikan sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi. Pandangan Interaksionis (The Interactionist View) Pandangan ini cenderung mendorong terjadinya konflik, atas dasar suatu asumsi bahwa kelompok yang koperatif, tenang, damai, dan serasi, cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut aliran pemikiran ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimun secara berkelanjutan, sehingga kelompok tetap bersemangat (viable), kritis-diri (self-critical), dan kreatif.

Jenis konflik terbagi menjadi 3, Konflik Intrapersonal Merupakan konflik yang dialami seseorang yang berhubungan dengan dirinya. Konflik Antarpersonal Merupakan konflik yang terjadi antara dua orang atau lebih. Konflik Antarkelompok Merupakan konflik yang terjadi antara satu kelompok dengan kelompok lain yang bersifat kolektif. 

strategi penanganan konflik dalam negosiasi kunci untuk mencegah memburuknya konflik adalah dengan menangani pada tahap yang masih dini. Ada dua strategi utama untuk melakukan hal ini, yaitu: mencegah konflik, dan menangani konflik 

3.2 Saran
Dalam berorganisasi kita sebisa mungkin harus mengindari konflik agar tidak terjadi konflik antar sesama teman dalam organisasi

DAFTAR PUSTAKA
S Purba, E Revida, L Parinduri, B Purba, M Muliana… - 2020 - books.google.com

Z Zumaeroh - Jurnal Ekonomika Universitas Wijayakusuma …, 2010 - neliti.com

Postingan populer dari blog ini

Iklim Organisasi

Struktur Organisasi